MAKALAH
MATA KULIAH EVOLUSI
“EVOLUSI
HEWAN INVERTEBRATA DAN HEWAN VERTEBRATA”
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 7
NAMA
|
NIM
|
1. SUKRIADI
2. YUNITA SISKARONI
3. WIDIA NURMA RIZANTI
4. SYAMSUL ARIFIN
5. YAYAN ANDRIAN
6. MARIA NUARI
7. YANTI ABDULLAH
8. SRI ROYATUDDINIATI
9. MUHAMMAD IKHWAN
|
09.211.433
09.211.486
09.211.467
09.211.452
09.211.548
10.211.219
09.211.473
09.211.423
10.211.140
|
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) MATARAM
2012/2013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang
maha kuasa, sehingga dalam penyusunan makalah yang pada mata kuliah evolusi
dengan judul evolusi hewan vertebrata dan hewan invertebrate ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini kami ingin menyampaikan
banyak-banyak terimakasih kepada bapak/ibu dosen yang telah membimbing kami
dari awal perkuliahan sampai sekanrang dan kepada teman-teman yang telah
memberikan kepada kami motivasi untuk menyelesaikan makalah ini kami ucapkan
banyak-banyak terimakasih.
Makalah yang kami susun ini tidak terlepas dari
kesalahan dan kekeliruan,oleh karena itu, baagi pembaca, yang kami harapkan
adalah kritik dan saran yang dapat membangun motivasi kami sehingga kedepannya
kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi dan berharap selalu menuju
sebuah kesempurnaan.
Mataram, Juni 2012
Tim penyusun
Kelompok VII
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
BAB I PENDHULUAN
A. Latar belakang ................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................. 3
C. Rumusan masalah.............................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
Evolusi
hewan vertebrata dan invertebrate ................................ 4
a. Evolusi hewan invertebrate ......................................... 4
b. Evolusi hewan vertebrata ............................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 10
B. Saran-saran ....................................................................... 10
Daftar pustaka .................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga
proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi
ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika,
yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi (Wikipedia, 2012)
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama,
yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat
yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang
terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses
bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi.
Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan
diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh
hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan
menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai
puncaknya dengan menghasilkan
spesies yang baru. Dan sebenarnya,
kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan
bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui
proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi
dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner.
Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati
organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad
ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang
mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859
oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera
diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930,
teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme
evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong
riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini
telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara
lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin,
namun sebenarnya biologi evolusioner
telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi
pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi
karena seleksi alam
dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan
peristiwa evolusi.
Teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli
evolusi tidak terlepas dari peranan berkembangnya zaman, tiap-tiap perubahan
suatu teori dimunculkan dari beberapa teori yang sebelumnya dapat dibantah oleh
para ahli yang telah melakukan penelitian terkait dengan evolusi yang dengan
perubahan yang terjadi di alam semesta ini. salah satu contoh yaitu terbantahnya
teori Darwin oleh teorinya Harun yahya, Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup
yang ada dimuka bumu ini beserta isinya ada dengan sendirinya, teori ini dapat
dibantah oleh Harun yahya dengan membuktikan bahwa alam semesta beserta isinya
tidak terjadi dengan sendirinya namun ada yang menciptakan.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui evolusi yang terjadi di hewan
vertebrata dan hewan invertebrata.
C.
Rumusan masalah
Bagaimanakah evolusi yang terjadi pada hewan
vertebrata dan hewan invertebrate ?
BAB II
PEMBAHASAN
Evolusi yang terjadi
pada hewan vertebrata dan hewan invertebrate terjadi melalui proses yang sangat
panjang dan membutuhkan waktu yang lama, perubahan dari struktur tubuh baik
bentuk anatomi dan morfologi sangat berpengaruh sebagai bentuk evolusi yang di
hasilkan. Salah satu bentuk evolusi yang terjadi yaitu yang diduga hewan yang
berkembang di laut, kemudian menurunkan jenis-jenis hewan dan tumbuhan air yang
hidup dan berkembang biak di dalam air. Karena adanya kompetisi, organisme itu ada yang mencoba
hidup ke darat. Setelah hidup di darat terjadi kompetisi dalam memperebutkan
makanan dan tempat hidup. Beberapa spesies diduga berusaha kembali ke air.
Dalam upaya kembali ke air itu ada yang behasil, ada pula yang tidak berhasil.
Contohnya yang berhasil adalah lumba-lumba, paus, yang sepenuhnya hidup di air.
Sedangkan yang tidak berhasil misalkan buaya
Cara evolusi ini
merupakan sebuah kompetisi yang dihasilkan dari masing-masing spesies yang
hidup saat dalam kondisi yang tidak memungkinkannya untuk tetap tinggal pada
daerah tersebut sehingga menyebabkan perpindahan tempat untuk menghadapi
seleksi alam dan terseleksi oleh alam.
Evolusi yang terjadi
pada hewan invertebrate dan vertebrata :
a.
Evolusi hewan invertebrate
Dalam sistematika awal, binatang mencakup
banyak organisme bersel tunggal yang dikelompokkan sebagai Protozoa karena
sifat heterotrof dan bergerak aktif (motil). Pengelompokan ini terus dianut
hingga pertengahan abad ke-20 dan hingga sekarang masih dipakai untuk
kepentingan praktis. Ketika orang mulai menganggap bahwa organisme bersel satu
tidak memiliki organisasi jaringan, dibentuklah kelompok protista yang
menghimpun semua organisme sederhana yang berperilaku mirip binatang (bergerak,
heterotrof).
Perkembangan biologi sejak separuh akhir abad
ke-20 telah menunjukkan bahwa banyak organisme bersel satu tidak dapat lagi
dipertahankan sebagai binatang. Ke dalam "binatang" dimasukkan semua
organisme bersel banyak yang sel spermanya memiliki kesamaan struktur dengan koanosit,
suatu sel generatif primitif. Selain itu, penerapan konsep evolusi dan
kladistik telah mengubah banyak organisasi sistematika hewan. Proses
reklasifikasi ini sampai sekarang masih terus berjalan.
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di
muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel dan
sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk
seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam
sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm
(lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian
tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan
endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada
beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan
diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan
Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan
berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang
membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi,
dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan
ini dinamakan triplobastik. Golongan
hewan ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada
Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat,
tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga digolongkan sebagai
triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada Nemathelminthes
mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga yang
sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam
dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan yang
mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena mesodermnya sudah
dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu dalam
dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa
terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata,
sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut mengalami perkembangan dari
satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik aselomata,
pseudoselomata, sampai selomata. Hewan yang digolongkan dalam kelompok
Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas tulang
belakang (vertebrae). Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola
organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan
Vertebrata. Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap primitif atau
merupakan bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang telah mengalami sedikit
perubahan. (Wikipedia, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai
sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang dengan
tahap "zigot-morula-blastula-gastrula" hingga terbentuk embrio. Embrio
akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan dan organ.
Organ-organ akan menyatu dan bergabung menjadi organisme. Kemudian, organisme
tumbuh dan berkembang menjadi organisme dewasa. Pada siklus hidup hewan
tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai dewasa. Perubahan
bentuk ini disebut metamorfosis. Metamorfosis dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna dicirikan dengan adanya
bentuk tubuh yang berbeda di setiap fase metamorfosis, misalnya adalah
kupu-kupu dan katak. Metamorfosis tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk
tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase metamorfosis,
misalnya adalah belalang dan kecoa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon. Gen merupakan faktor
keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada keturunannua, sedangkan
hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan
hewan. Faktor eksternal meliputi air, nutrisi, cahaya, aktivitas, dan
lingkungan.( Anshori,2009)
b.
Evolusi pada
hewan vertebrata
Bentuk evolusi pada hewan vertebrata seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, salah satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium adalah Chordata,
makhluk yang memiliki sistem saraf pusat yang terlindung dalam suatu tengkorak
dan notochord atau tulang belakang. Vertebrata adalah satu bagian dari
chordata. Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas dasar seperti
ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia. Mereka mungkin adalah makluk yang
paling dominan dalam dunia hewan.
Hingga tahun 1999, pertanyaan apakah vertebrata
(hewan bertulang belakang) ada di Zaman Kambrium terbatas pada debat tentang Pikaia. Tetapi, di
tahun itu, sebuah penemuan mengejutkan memperdalam kebuntuan evolusi mengenai
Ledakan Kambrium: para ahli paleontologi Cina di fauna Chengjiang menemukan
fosil dari dua spesies ikan yang berumur sekitar 530 juta tahun, zaman yang
disebut Kambrium Awal. Dengan demikian, jelaslah bahwa bersama-sama dengan filum
lain, subfilum vertebrata juga ada pada Zaman Kambrium, tanpa moyang evolusi
apa pun.
Karena ahli paleontologi evolusi mencoba melihat
setiap filum sebagai kelanjutan evolusi dari filum yang lain, mereka menyatakan
bahwa filum Chordata berevolusi dari phylum yang lain, yaitu
invertebrata. Tetapi, kenyataannya adalah, seperti semua filum, anggota Chordata
yang muncul di jaman Kambrium menyangkal pernyataan ini sejak awal. Anggota
tertua filum Chordata yang dapat dikenali dari jaman Kambrium adalah
makhluk laut yang disebut Pikaia, yang tubuh panjangnya, pada
pandangan pertama, mengingatkan kita pada cacing. Pikaia muncul pada saat yang bersamaan dengan spesies lain dalam filum tersebut
yang diajukan sebagai nenek moyang mereka, dan tanpa bentuk peralihan di antara
mereka. Profesor Mustafa Kuru, seorang ahli biologi
evolusi Turki, mengatakan dalam bukunya Vertebrata.
Tidak ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi dari
invertebrata. Akan tetapi, ketiadaan bentuk peralihan antara invertebrata dan chordata
mengakibatkan orang mengajukan berbagai dugaan.
Jika tidak ada bentuk peralihan antara choradata dan invbertebrata,
lalu mengapa seseorang bisa berkata "tidak ada keraguan bahwa chordata
telah berevolusi dari invertebrata?" Menerima anggapan tanpa bukti yang
mendukungnya, tanpa terbersit keragu-raguan, jelaslah bukan sebuah pendekatan
ilmiah, tetapi sebuah dogma. Setelah pernyataan ini, Profesor Kuru mengkaji
dugaan kaum evolusionis berkenaan dengan asal usul vertebrata, dan sekali lagi
mengakui bahwa rekaman fosil chordata hanya terdiri atas celah-celah. Pandangan yang disebutkan di atas tentang asal usul chordata
dan evolusi selalu ditanggapi dengan prasangka, karena tidak berlandaskan pada
rekaman fosil.
Ahli biologi evolusi terkadang menyatakan bahwa alasan mengapa tidak
ada rekaman fosil berkenaan dengan asal usul vertebrata adalah karena
invertebrata memiliki jaringan lunak dan karenanya tidak meninggalkan jejak
fosil. Akan tetapi penjelasan ini sungguh tidak realistis, karena terdapat
banyak sekali fosil invertebrata. Hampir semua organisme dalam Kala Kambrium
adalah invertebrata, dan puluhan ribu contoh fosil dari spesies-spesies ini
telah dikumpulkan. Sebagai contoh, terdapat banyak fosil hewan berjaringan
lunak di lapisan Burgess Shale Kanada. (Para ilmuwan berpikir bahwa
invertebrata menjadi fosil, dan jaringan lunak mereka tetap utuh pada daerah
semacam Burgess Shale, karena secara tiba-tiba tertutupi oleh lumpur dengan
kandungan oksigen sangat rendah.
Teori evolusi beranggapan bahwa Chordata pertama, seperti Pikaia,
berevolusi menjadi ikan. Akan tetapi, sama halnya dengan yang dianggap sebagai
evolusi Chordata, teori evolusi ikan juga kekurangan bukti fosil yang
mendukungnya. Sebaliknya, semua kelas yang berbeda dari ikan muncul dalam
rekaman fosil secara tiba-tiba dan dalam bentuk sempurna. Terdapat jutaan fosil
invertebrata dan jutaan fosil ikan; namun tidak satu fosil pun yang merupakan
peralihan antara mereka. Robert Carroll
mengakui kebuntuan evolusionis pada asal usul beberapa kelompok di antara vertebrata-vertebrata
awal.
Kita masih belum memiliki bukti atas terjadinya peralihan antara cephalochordata
dan craniata. Makhluk paling awal yang dikenali sebagai vertebrata
telah memiliki semua ciri-ciri pasti dari craniata yang bisa kita harapkan
tertinggal dalam fosil. Tidak diketahui fosil yang menunjukkan asal usul
vertebrata berahang.
Seorang ahli paleontologi lainnya, Gerald T. Todd, mengakui
kenyataan yang serupa dalam sebuah artikel yang berjudul "Evolusi
Paru-paru dan Asal Usul Ikan Bertulang".
Ketiga sub divisi dari ikan bertulang muncul pertama kali dalam
rekaman fosil kira-kira pada waktu yang sama. Mereka telah sangat berbeda dalam
bentuk, dan telah sepenuhnya berkerangka.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bentuk evolusi dari hewan vertebrata dan hewan
invertebrate terjadi melalui proses yang sangat panjang, proses perubahan yang
terjadi dari segi morfologi dan anatomi serta tingkah laku dimulai dari sebuah
kompetisi, sehingga dalam berevolusi tidak terlepas dari peran lingkungannya.
Dengan dibantu oleh lingkungan, maka tiap sel akan terus mengalami perkembangan
hingga pada tahapan terbentuknya sebuah
individu baru.
B.
Saran-saran
Untuk mendapatkan data yang valid terkait
dengan evolusi vertebrata dan invertebrta
maka perlu adanya sebuah penelitian yang lebih lanjut guna mengetahui
bagaimana kedua jenis hewan tersebut berevolusi meskipun pada hakikatnya
membutuhkan waktu yang sangat lama untul mendapatkan hasil penelitian tersebut.
Daftar pustaka
Wikipedia bahasa
Indonesia,2012, evolusi hewan, diakses pada tanggal 8 Juni 2012 pada situs http://www.wikipedia.org/wiki/Hewan/html.
Wikipedia bahasa Indonesia,2012, Evolusi, diakses pada tanggal 29
Mei 2012 pada situs http://www.wikipedia.org/wiki/evolusi/html
Anshori Moch, Martono Djoko,2009. Buku sekolah elektronik Biologi 1
: Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA)
Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Yahya Harun,2006.Darwinisme terbantahkan,
diakses pada tanggal 6 Juni 2012 pada situs http://www.harunyahya.com