Senin, 02 Januari 2012


Nama                                    : Sukriadi
Nim                                       : 09211 433
MK                                         : Fisiologi Tumbuhan II
Dosen pengampu            :Masi'ah, S.Pd
 
 



MEKANISME KERJA HORMON
A.    Mekanisme Bekerjanya Hormon
Auxin

Beberapa proses bekerjanya auxin pada tumbuhan adalah sebagai berikut :
1.      Auxin turut serta dalam reaksi molekuler. Auxin bekerja sepertinya bekerjanya koenzim dalam pertumbuhan tanaman
2.      Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja sebagai zat pelindung bagi enzim dari inaktivasi. Auxin mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam sintesis protein.
3.      Auxin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan menaikkan tekanan osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan. Proses penyerapan air oleh tumbuhan.
4.      Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel. Penjelasan secara Secara sederhana adalah bahwa auxin akan melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air oleh sel yang akan berakibat sel mengembang.
5.      Auxin menaikkan penyerapan H20.
6.      Auxin bekerja dengan menyebar luas diseluruh bagian tanaman, diamana auxin itu sendiri di produksi oleh jaringan meristematik yang aktif yaitu tunas, daun muda dan buah ( Gardner dkk, 1991 ). Penyebar luasannya melalui arah atas ke bawah hingga ke titik tumbuh akarmelalui jaringan pembuluh tapis ( floem ), atau jaringan parenkim ( Rismunandar 1988 ). Setelah pemanjangan pada bagian tumbuhan terjadi, sel terus tumbuh denagn kembali mensintesis material dinding sel dan sitoplasma sehingga mendukung pertumbuhan primer pada batang.
B.     Mekanisme Bekerjanya Hormon
Giberelin

Giberelin bekerja pada gen dengan menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morphogenetik (penampilan/kenampakan tanaman) .

C.     Mekanisme Bekerjanya Hormon Sitokinin

Hormone ini bekerja denagn mensintesis pada ujung akar dan melakukan translokasi melalui pembuluh xylem sehingga dapat mempromosikan untuk melakukan pembelahan sel karena memiliki struktur seperti adenine. Sitokinin terutama juga bekerja pada proses cytokinesis (proses pembelahan sel) pada berbagai organ tanaman.


MEKANISME SEDERHANA PENGARUH HORMON/ ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMONIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF

Tanaman secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auksin, giberelin dan Sitokin yang dalam tulisan ini diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah, ukuran umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara). Oleh karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti produk HORMONIK yang mengandung hormon Auksin , giberelin dan Sitokinin ORGANIK (Non sintetik/kimia) mutlak diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang optimal.

Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja HORMONIK (Auksin, giberelin dan Sitokinin) pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan sederhana. Pemberian Auksin eksogen (HORMONIK) akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auxin akan bergerak ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian tajuk tanaman.

Dengan penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel (oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan tanaman. Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat terus dan ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N yang menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi.

 Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auksin rendah maka sel-sel antara tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi. Di fase generatif ini penambahan Hormon Sitokinin dan giberelin eksogen akan meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen (umbi, buah dll) yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin akan memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar (semangka, kentang, dll) atau bernas (padi, jagung dll).

Penambahan Hormon Auxin, Sitokinin dan giberelin Eksogen akan berpengaruh terhadap :
1.      akar : akan menaikkan kapasitas penyerapan air dan unsur hara
2.      Daun : mempertinggi laju fotosintesis sehingga hasil fotosintesa lebih banyak
3.      Ditambah dengan penambahan unsur – unsur hara dari POC NASA dan atau POP SUPER NASA yang akan mencukupi kebutuhan tanaman secara jumlah dan jenis unsur hara. Sehingga semua faktor di atas akan membuat tanaman tercukupi kebutuhannya yang akan berpengaruh pada umur produktif tanaman (umur dimana tanaman masih dapat berproduksi dengan cukup baik) dapat diperpanjang baik untuk tanaman semusim atau tahunan.
Keterangan :
1.      Permeabilitas : Kemampuan dinding sel untuk dilewati suatu senyawa
(biasanya bentuknya cairan ).
2.      C/N : Perbandingan antara Carbon dan Nitrogen dimana semakin besar perbandingan C/N maka tanaman akan terpacu menuju ke pertumbuhan generatif tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar